Ini adalah cerita seekor kucing di rumah gue.
Ini adalah cerita seekor kucing
yang berhasil bertahan hidup dari kerasnya dunia. Pada awalnya ia hanya seekor
hewan yang ditelantarkan di sebuah pusat perbelanjaan. Yang mana tak seorang
pun menghiraukan hewan yang dikatakan kotor itu. Sampai pada suatu hari ada dua
orang baik hati berjenis kelamin perempuan memungutnya dan ingin memeliharanya
di rumah. Mukanya yang amat sayu memang membuat kedua orang itu tersentuh
sehingga ingin mengambilnya. Hal itu sah-sah saja karena tak ada mahkluk lain
yang mempedulikannya kala itu.
Waktu
berjalan begitu cepat sampai tak ada yang menyadari perubahannya. Dari awalnya
kucing pemalu dan tak aktif dalam berperilaku. Sekarang ia menjadi seorang ibu
kucing yang memiliki tanggung jawab merawat kedua anaknya. Kedua anak kucing
itu berwarna hitam dan pirang, sebut saja Jason dan Jack. Sebutan yang terlalu
keren untuk seekor anak kucing. Walaupun begitu, untuk apa nama dari sebuah
kucing yang pada akhirnya dipanggil melalui sebuah panggilan “pus.”
Singkat
cerita kedua anak kucing itu beranjak dewasa. Dari yang sebelumnya selalu
diangkat ibunya untuk pergi ke mana-mana, sekarang mereka sudah mulai untuk
berjalan sendiri menggunakan keempat kakinya. Dari yang sebelumnya tidak sanggup
melihat terangnya cahaya sehingga disembunyikan ibunya di tempat gelap,
sekarang mereka sudah ingin mencoba menggapai silaunya sebuah cahaya. Begitu
unik sekali perilaku hewan bernama kucing ini.
Kesenangan
dilalui setiap harinya membuat lupa kapan kedua anak kucing itu terlahir di
fananya dunia. Tak perlu didebatkan, itu memang waktu yang indah dan
menyenangkan bagi pemiliknya dan kedua anak kucing, tak lupa dengan ibu kedua
anak kucing. Pemilik dari kucing ini sering menyembunyikan Jason dan Jack, lalu
membuat ibu kucing mencarinya dengan tunggang-langgang. Bak seorang ibu
seharusnya khawatir akan kondisi anaknya, kucing ini sangat mencerminkan
perilaku seorang manusia. Ketika kedua anaknya ditemukan, senangnya bukan main,
ia langsung memeluk mereka dan menawaran sebuah susu yang menjadi makanan dari
dua ekor anak kucing.
Suatu
malam yang tenang dilewati, tak ada apapun peringatan pada waktu itu. Semua
berjalan begitu saja. Waktu paginya, Jason tidak ditemukan di sekitaran rumah
pemilik. Membuat pemilik mencarinya ke mana-mana menggunakan sepeda, tak lupa
dengan ibu kucing yang berlari ke sana dan ke mari sambil mengeong cukup keras.
Kabar ditemukan, Jason si kucing hitam tertabrak oleh sebuah motor. Badan yang
dingin walaupun tertutup bulu, ditambah kepala yang tak utuh karena tertabrak
sebuah motor. Pemandangan yang sangat tak pantas untuk dilihat walaupun ia
hanyalah seekor hewan.
Seekor
kucing sudah pasti tak mampu memahami bahasa manusia. Semua tahu akan hal itu.
Sejak hari itu ibu kucing itu masih mencari, di sudut-sudut rumah, ataupun di
sudut lingkungan. Nampaknya ia akan terus mencari anaknya, karena ia
benar-benar tidak tahu di manakah anaknya berada. Ia pernah mengeong kepada pemiliknya,
suara yang halus seperti seorang ibu. Ini yang pemilik tafsirkan atas eongan
tersebut, “Di manakah anakku berada? Apakah dirimu mengetahuinya?” “beri tahu
aku di mana? Apakah kamu menyembunyikannya di suatu tempat? Bolehkah aku untuk
menemuinya?” Dengan muka sayu, dengan kepala miring, dengan nada yang halus
tadi, ia selalu mengulangi perilaku tersebut, setiap hari.
Ibu
kucing tiap harinya berperilaku lebih malas dari yang sebelumnya. Nampak dari
ia yang selalu tidur menemani Jack. Dari pagi hingga siang, bahkan pernah
lebih. Ingin sekai pemilik mengatakan “Your daughter passed away.” Akan tetapi,
hanyalah sebuah mitos ketika kucing memahami bahasa manusia. Ia pernah sekali
terlihat ketika mencari anaknya, itu benar-benar nyata, ia tak mengerti arti
sebuah kematian atau kepergian. Yang ia tahu hanyalah anak ku menghilang, aku
perlu mencarinya. “Di mana ia berada”, selalu ada di pikirannya, bak keris
sakti yang tak akan lupa siapa pemiliknya.
Jack
merasakan hal yang sama. “Di manakah saudaraku berada? Apakah di sana? Di
sini?” Ia sekarang sudah tidak bisa bermain bersamanya. Berebut air susu,
berebut sebuah mainan, berlari ke sana dan ke mari, tak kenal lelah. Akan
tetapi, sekarang ia begitu tampak lebih lelah memikirkan saudaranya yang tak
tahu entah ke mana. Tak tahu apa yang harus dilakukan, ia hanya selalu menempel
pada ibunya yang betul-betul menjaganya.
***
Gimana? ke mana kita semua akan pergi nantinya setelah kematian? apa yang akan terjadi pada dunia ini? apakah ketiga anak kucing itu bisa bertemu kembali di dimensi yang berbeda?
Gue, Aqsha Muhammad Riski, sign out.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar