CIEE PPKM LEVEL 4 DIPERPANJANG

Minggu, 17 Oktober 2021

Cerita kucing rumah

gambar hanya ilustrasi belaka

 Ini adalah cerita seekor kucing di rumah gue.

             

        Ini adalah cerita seekor kucing yang berhasil bertahan hidup dari kerasnya dunia. Pada awalnya ia hanya seekor hewan yang ditelantarkan di sebuah pusat perbelanjaan. Yang mana tak seorang pun menghiraukan hewan yang dikatakan kotor itu. Sampai pada suatu hari ada dua orang baik hati berjenis kelamin perempuan memungutnya dan ingin memeliharanya di rumah. Mukanya yang amat sayu memang membuat kedua orang itu tersentuh sehingga ingin mengambilnya. Hal itu sah-sah saja karena tak ada mahkluk lain yang mempedulikannya kala itu.

            Waktu berjalan begitu cepat sampai tak ada yang menyadari perubahannya. Dari awalnya kucing pemalu dan tak aktif dalam berperilaku. Sekarang ia menjadi seorang ibu kucing yang memiliki tanggung jawab merawat kedua anaknya. Kedua anak kucing itu berwarna hitam dan pirang, sebut saja Jason dan Jack. Sebutan yang terlalu keren untuk seekor anak kucing. Walaupun begitu, untuk apa nama dari sebuah kucing yang pada akhirnya dipanggil melalui sebuah panggilan “pus.”

            Singkat cerita kedua anak kucing itu beranjak dewasa. Dari yang sebelumnya selalu diangkat ibunya untuk pergi ke mana-mana, sekarang mereka sudah mulai untuk berjalan sendiri menggunakan keempat kakinya. Dari yang sebelumnya tidak sanggup melihat terangnya cahaya sehingga disembunyikan ibunya di tempat gelap, sekarang mereka sudah ingin mencoba menggapai silaunya sebuah cahaya. Begitu unik sekali perilaku hewan bernama kucing ini.

            Kesenangan dilalui setiap harinya membuat lupa kapan kedua anak kucing itu terlahir di fananya dunia. Tak perlu didebatkan, itu memang waktu yang indah dan menyenangkan bagi pemiliknya dan kedua anak kucing, tak lupa dengan ibu kedua anak kucing. Pemilik dari kucing ini sering menyembunyikan Jason dan Jack, lalu membuat ibu kucing mencarinya dengan tunggang-langgang. Bak seorang ibu seharusnya khawatir akan kondisi anaknya, kucing ini sangat mencerminkan perilaku seorang manusia. Ketika kedua anaknya ditemukan, senangnya bukan main, ia langsung memeluk mereka dan menawaran sebuah susu yang menjadi makanan dari dua ekor anak kucing.

            Suatu malam yang tenang dilewati, tak ada apapun peringatan pada waktu itu. Semua berjalan begitu saja. Waktu paginya, Jason tidak ditemukan di sekitaran rumah pemilik. Membuat pemilik mencarinya ke mana-mana menggunakan sepeda, tak lupa dengan ibu kucing yang berlari ke sana dan ke mari sambil mengeong cukup keras. Kabar ditemukan, Jason si kucing hitam tertabrak oleh sebuah motor. Badan yang dingin walaupun tertutup bulu, ditambah kepala yang tak utuh karena tertabrak sebuah motor. Pemandangan yang sangat tak pantas untuk dilihat walaupun ia hanyalah seekor hewan.

            Seekor kucing sudah pasti tak mampu memahami bahasa manusia. Semua tahu akan hal itu. Sejak hari itu ibu kucing itu masih mencari, di sudut-sudut rumah, ataupun di sudut lingkungan. Nampaknya ia akan terus mencari anaknya, karena ia benar-benar tidak tahu di manakah anaknya berada. Ia pernah mengeong kepada pemiliknya, suara yang halus seperti seorang ibu. Ini yang pemilik tafsirkan atas eongan tersebut, “Di manakah anakku berada? Apakah dirimu mengetahuinya?” “beri tahu aku di mana? Apakah kamu menyembunyikannya di suatu tempat? Bolehkah aku untuk menemuinya?” Dengan muka sayu, dengan kepala miring, dengan nada yang halus tadi, ia selalu mengulangi perilaku tersebut, setiap hari.

            Ibu kucing tiap harinya berperilaku lebih malas dari yang sebelumnya. Nampak dari ia yang selalu tidur menemani Jack. Dari pagi hingga siang, bahkan pernah lebih. Ingin sekai pemilik mengatakan “Your daughter passed away.” Akan tetapi, hanyalah sebuah mitos ketika kucing memahami bahasa manusia. Ia pernah sekali terlihat ketika mencari anaknya, itu benar-benar nyata, ia tak mengerti arti sebuah kematian atau kepergian. Yang ia tahu hanyalah anak ku menghilang, aku perlu mencarinya. “Di mana ia berada”, selalu ada di pikirannya, bak keris sakti yang tak akan lupa siapa pemiliknya.

            Jack merasakan hal yang sama. “Di manakah saudaraku berada? Apakah di sana? Di sini?” Ia sekarang sudah tidak bisa bermain bersamanya. Berebut air susu, berebut sebuah mainan, berlari ke sana dan ke mari, tak kenal lelah. Akan tetapi, sekarang ia begitu tampak lebih lelah memikirkan saudaranya yang tak tahu entah ke mana. Tak tahu apa yang harus dilakukan, ia hanya selalu menempel pada ibunya yang betul-betul menjaganya.


***


Gimana? ke mana kita semua akan pergi nantinya setelah kematian? apa yang akan terjadi pada dunia ini? apakah ketiga anak kucing itu bisa bertemu kembali di dimensi yang berbeda?

Gue, Aqsha Muhammad Riski, sign out.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar