Halo semuanya kembali lagi di
tulisan gak jelas ini. Hari ini gue bakal bahas tentang sebuah pekerjaan di
zaman sekarang ini yaitu Brand Ambassador. Ketika lu masih TK atau SD mungkin
ada percakapan seperti ini :
Guru : Hayooo, cita-cita
kalian semua mau jadi apa?
A : JaDI DokTEr bU.
C : Saye nak jadi
pencuri.
U & I : Kite orang nak
jadi angkasawan.
Guru : Cita-cita kalian
semua bagus, saya harap kalian berhasil menggapai cita-cita. Tapi jangan lupa
latihan angkat batu bata, siapa tahu jadi kuli. (setelah itu, guru tersebut
dikeluarkan dari sekolah itu).
Antara zaman sekarang dan zaman dahulu itu berbeda jauh. Di zaman
dahulu, orang-orangnya hidup dengan apa yang ada, walaupun gak ada listrik
mereka tetap bisa menjalani hidup. Di zaman sekarang, kita juga hidup dengan
apa yang ada, ada lampu, ada smartphone, ada listrik, dan masih banyak lagi.
Kalo dari sudut pandang gue, zaman sekarang dan zaman dahulu itu gak ada
bedanya. KENAPA? Karena itu yang ‘sangat’ diperlukan di zaman tersebut.
Bayangkan aja di zaman dahulu yang gak ada lampu dan listrik, hanya membawa
sejenis lilin. Ketika lu mau keluar rumah, mungkin sudah ada tangan yang narik
lu buat masuk ke dalam rumah lagi.
Anak : (jalan
mengendap-ngendap)
Bapak : Heh-eh mau kemana
itu!?
Anak : Mau main pak sama
yang lain.
Bapak : (bawa sabuk) masuk gak
lu!? *CEPLAAKK* masuk gak lu!? *CEPLAAKK*
Anak : Iya-iya ini mau masuk
(gak jadi keluar)
Kalo di zaman sekarang, kalo mau keluar udah cukup terang karena ada
lampu. Kalaupun harus di tempat gelap perlu bawa senter, gak perlu lagi bawa
lilin. Kalau lu bakal bawa lilin mungkin akan menjadi seperti ini.
Anak : (jalan ingkling ke
arah pintu keluar bawa lili n yang sudah menyala)
Ibu : Mau kemana kamu?
Anak : Mau main bu sama yang
lain.
Ibu : Itu ngapain bawa
lilin?
Anak : Bu-buat main.
Ibu : Kamu mau ngepet
ya!?
Anak : Apaan sih?
Ibu : (ambil sabuk)
Kembalikan gak?! *CEPLAKK* KEMBALIKAN GAK!? *CEPLAKK*
Anak : Iya, ini dikembaliin.
Ibu : Taruh yang bener,
KEBALIK GOBLOK! (kebakaran seisi rumah)
Secara gak sadar, tulisan gue jauhdari tema yang bakal gue tulis.
Langsung aja cuss.
Berbeda dari waktu ke waktu, cita-cita seseorang akan berubah-ubah.
Dari yang awalnya astronot jadi Hekel terus jadi Gaymer terus jadi Selebgram
dan mungkin akhirnya bakal jadi editor berkelas. Orang-orang di zaman sekarang
itu mempunyai banyak pilihan sehingga kadang banyak orang tidak memiliki
keyakinan akan sesuatu.
Di zaman sekarang
itu profesi udah aneh-aneh, semasa tahun 1990-2010 kita tahunya Cuma dokter,
polisi, guru, pilot, penyanyi, dan lain-lain. Sekarang udah ada yang namanya
artis tiktok, selebgram, youtuber, brand ambassador, dan lain-lain. Yang bakal
gue bahas adalah brand ambassador, sebuah profesi yang berbentuk kerja sama
antara pihak produk dan seorang influencer. Sebelum gue lanjut, ada yang nanya.
Influencer itu apa sih?
Influencer adalah orang terkenal yang punya
pengikut banyak yang dapat mempengaruhi orang lain. Itu arti minimalis dari
gue, kalo mau cari pengertian lainnya bisa tanya di wikipedia.
Menjadi BA
mungkin adalah impian semua orang, karena apa, yang perlu dilakukan adalah
mengajak orang-orang untuk membeli produk tersebut. Jika dibandingkan dengan
profesi sebagai guru, menjadi BA lebih mudah. Tinggal foto produk, posting di
Instagram atau media sosial dengan caption “ini online shop favorit aku” “ini
sumpah enak bangeeet” “asli baru kali ini aku nyobain ini”. Iyalah enak,
tinggal posting orang lain beli, duit mengalir tiap hari. Menjadi BA adalah
pekerjaan yang menyenangkan dan mudah yang membuat orang lain iri.
Tapi ini bukan
masalah bagaimana menjalaninya, tapi cara mendapatkannya. Orang-orang yang
dapat menjadi sebuah BA dari sebuah produk pasti ada usaha dibaliknya. Semua
juga gitu sih. Tapi menjadi public figure yang diinginkan itu yang susah. Semua
menginginkan konten yang fresh dan menghibur atau jalan pintasnya adalah konten
yang membangkitkan nafsu, pasti views-nya gede banget tuh. Orang-orang lebih
suka dibuat nafsu daripada dibuat pintar. Menjadi orang terkenal yang punya
banyak pengikut itu tidak mudah. Ada jalan pintasnya, tinggal bikin konten
prank-prank, viral, klarifikasi, minta maaf, followers melejit.
Tapi tidak bisa
dipungkiri bahwa ada orang-orang yang mendaki dari bawah untuk menggapai
kepopulerannya. Itu yang seharusnya dikasih respect dan perlu dicontoh. Tipsnya
untuk menjadi seorang BA. Banyak-banyakin eksis di media sosial, kepercayaan
diri tinggi, pantang menyerah, jangan lupa gowes-gowes lalu buat Instastory
sampe titik-titik.
Itu aja dari gue mengenai Brand Ambassador, sebenarnya gue pingin tapi
gimana ya. Jelek.
Tapi, apa salahnya untuk bermimpi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar